
Pusat Informasi Bola Terkini
AC Milan sempat menggebrak bursa transfer Januari dengan merekrut Santiago Gimenez dari Feyenoord. Harapan pun melambung tinggi. Rossoneri yakin mereka telah mendapatkan sosok predator baru di lini depan. Namun sejauh ini, hasilnya jauh dari harapan.
Didatangkan dengan harga fantastis, mencapai 28,5 juta euro (sekitar Rp502 miliar) plus bonus, Gimenez digadang-gadang bakal jadi solusi tumpulnya serangan Milan. Tapi kenyataannya, striker asal Meksiko itu baru mencatat tiga gol sejak debutnya.
Secara matematis, Milan sudah menghabiskan lebih dari 9 juta euro (sekitar Rp158 miliar) untuk setiap gol yang dicetak Gimenez. Sebuah angka yang sulit diterima para tifosi, mengingat ekspektasi besar yang melekat pada namanya.
Awalnya, Gimenez sempat menyita perhatian. Ia langsung mencetak dua gol dalam dua pertandingan awalnya di Serie A pada Februari. Satu gol lainnya lahir di ajang Liga Champions saat menghadapi mantan klubnya, Feyenoord. Namun sejak itu, ketajamannya mendadak menguap.
Sudah lebih dari sebulan, namanya absen dari papan skor. Penurunan performa ini membuat pelatih Sergio Conceicao mulai kehilangan kesabaran. Bahkan, kabarnya hubungan keduanya memanas. Menurut laporan Calciomercato, mereka sempat terlibat adu argumen jelang laga Coppa Italia melawan Inter Milan.
Situasi makin pelik karena Tammy Abraham mulai menunjukkan performa stabil. Dalam tiga laga terakhir, mantan penyerang Chelsea itu dipercaya menjadi starter, membuat posisi Gimenez makin terdesak.
Meski begitu, Milan belum sepenuhnya menyerah. Manajemen masih melihat Gimenez sebagai bagian dari proyek jangka panjang klub. Tapi mereka juga tak tinggal diam—nama Lorenzo Lucca dari Udinese disebut mulai masuk radar untuk musim depan.
Dengan sisa musim yang tinggal beberapa pertandingan lagi, Santiago Gimenez dituntut segera bangkit. Jika tidak, namanya bisa saja masuk daftar transfer flop yang pernah menghiasi San Siro. Untuk pemain dengan banderol lebih dari Rp500 miliar, publik menuntut lebih dari sekadar tiga gol.