
Pusat Informasi Bola Terkini
Turin malam ini dipenuhi hawa penuh kecemasan. Juventus, yang baru saja menelan pil pahit di Ennio Tardini, kembali ke Allianz Stadium dengan luka yang belum sepenuhnya mengering. Kekalahan dari Parma bukan sekadar kehilangan angka, tetapi juga hantaman keras terhadap kebanggaan mereka.
Kini, Monza datang bertamu — tim yang terdampar di dasar klasemen dan tengah berjuang menghindari degradasi. Di atas kertas, Juventus jelas lebih unggul. Tapi dalam sepak bola, pertandingan seperti ini kerap menghadirkan jebakan tersembunyi, apalagi jika mental belum sepenuhnya pulih. Untuk Bianconeri, setiap laga sisa ibarat final: tak boleh ada lagi ruang untuk tergelincir.
Pekan ke-34 Serie A ini akan bergulir Minggu, 27 April 2025, pukul 23.00 WIB. Di rumah sendiri, di depan ribuan tifosi yang tak pernah lelah bernyanyi, Juventus paham betul: hanya kemenangan yang bisa menambal luka dan menjaga mimpi mereka ke Liga Champions tetap hidup.
Irama kemenangan yang lama dirindukan mulai terdengar kembali. Namun kekalahan 0-1 dari Parma pekan lalu jadi noda pertama dalam era Tudor — sebuah hasil yang terasa lebih pahit karena terjadi melawan tim papan bawah.
Kini, tekanan di pundak Tudor semakin berat. Empat besar masih dalam genggaman, tapi tanpa konsistensi, semua bisa lenyap dalam sekejap.
Jika Juventus terluka, Monza jauh lebih berdarah-darah. Hanya dua kemenangan dalam 33 pertandingan, sembilan kekalahan tandang beruntun, dan empat laga terakhir tanpa sekalipun mampu mencetak gol — Monza saat ini adalah potret rapuhnya mentalitas dalam sepak bola.
Statistik itu seolah berteriak: Monza datang ke Turin bukan sebagai penantang, melainkan sebagai korban. Mereka butuh lebih dari sekadar semangat untuk bisa bertahan menghadapi Juventus yang tengah lapar kemenangan.
Di bawah sorakan para pendukung setia, Juventus menemukan kembali sedikit rumah untuk membangun kepercayaan diri. Dua kemenangan kandang di era Tudor menjadi fondasi awal yang perlahan mengokohkan mental bertanding.
Dan melawan Monza, yang kehilangan hampir semua daya juangnya, ini adalah peluang sempurna untuk kembali bangkit.Dalam tiga pertemuan terakhir di Serie A, Juventus selalu keluar sebagai pemenang melawan Monza.
Kini, menghadapi lawan yang tengah sekarat, Juventus tak hanya mengincar tiga poin. Mereka berusaha menghidupkan kembali nyala semangat, menegakkan kepala, dan menutup musim dengan kehormatan.
Karena malam ini, di Turin, bukan sekadar tentang menang — ini tentang membuktikan bahwa luka bisa disembuhkan, dan harapan bisa tetap bersinar.